Senin, 22 Juni 2009
THE TRUE POWER OF WATER
A. PENDAHULUAN
Buku ini bukan lagi buku yang baru didengar judulnya. Ya, buku yang ditulis Masaru Emoto berjudul “The True Power of Water” yang diterbitkan oleh MQ Publishing, memuat hasil penelitian Masaru tentang kehidupan unik air, pengaruh diri kita masing-masing terhadap air, dan apa yang terjadi terhadap air atas interaksi kita padanya. Di dalamnya terdapat beberapa sample air dari berbagai lokasi (seperti : air keran di Sendai-Miyagi, air keran di Shinagawa-Tokyo, air keran di Katano-Osaka, air keran di Kanazawa-Ishikawa), dan masing-masing diperlihatkan (dalam bentuk gambar) kristal yang terbentuk. Kristal-kristal yang terbentuk memiliki bentuk masing-masing, dari yang tidak jelas membentuk kristal sampai membentuk kristal yang sangat indah. Sekilas tentang pengambilan gambar kristal air:pengambilan kristal air, ketika kristal mulai muncul setelah pembekuan air dengan suhu -15 derajat C (5 derajat F), dan kemudian kristal menghilang dalam 20-30 detik.
Percobaan dilakukan dengan memberi label (tulisan dengan kata-kata positif : seperti “arigato” dan negatif : seperti “kamu bodoh”) ke wadah kedua sample (yang berasal dari sumber air yang sama). Hasil yang diperlihatkan adalah air dalam wadah yang diberi label dengan kata positif memberikan bentuk kristal yang lebih indah daripada air dalam wadah yang diberi label dengan kata negatif.
Selain itu, dalam buku ini juga diperlihatkan percobaan dengan menggunakan nasi yang ditempatkan pada dua wadah identik dan masing-masing diberikan label dengan kata-kata yang positif dan negatif. Dengan seorang teman se-kosan (Mb Tina), saya mencoba-nya. Saya siapkan dua gelas kaca, dua karet, dan dua helai tisu, dan sebungkus nasi. Lalu, ke masing-masing gelas, ditaruh beberapa sendok nasi, kemudian gelas ditutup dengan tisu dan diberi karet. Pada gelas A, diberi tulisan “Kamu Bodoh” dan pada gelas B, diberi tulisan “Terima Kasih”. Kedua gelas, diletakkan di dapur. Beberapa hari kemudian, tampak jamur tumbuh di kedua gelas. Tetapi, pada gelas A, jamur yang tumbuh, berwarna hitam, sedangkan pada gelas B jamur yang tumbuh berwarna putih yang lama-kelamaan berwarna kuning. Saat itu, saya dan teman saya begitu surprise melihat kejadian itu. Menurut pendapat saya, hal itu disebabkan adanya pancaran energi dari orang (saya) yang melihat ke kedua gelas. Mungkin secara teori, saya mengetahui bahwa gelas A akan memberikan hasil yang jelek, nah pada saat melihat gelas ini, pancaran energi saya adalah energi negatif (karena secara tidak langsung, saya berharap bahwa gelas inilah yang akan menghasilkan hasil yang jelek), pun sebaliknya. Hmmm…mungkin saya perlu mencobanya kepada orang lain yang belum mengetahui percobaan ini sebelumnya, sehingga bisa lebih alami.
Yang saya tangkap dari buku ini adalah, bahwa pikiran positif akan berdampak positif pula, dan sebaliknya pikiran negatif akan membuat hidup kita terasa berat. Bagi saya, hal ini membuat saya lebih semangat untuk memperbaikki diri dan berpikiran positif atas apa yang saya alami, saya yakin ada hikmah di balik segala kejadian. Yang penting sabar, lakukan yang baik dan tinggalkan yang buruk.
“Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat; sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar” Q.S Al Baqarah : 153
“…Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. …” Q.S Al Baqarah : 233
B. RUMUSAN MASALAH
Dari buku yang kami review ini, kami dapat merumuskan permasalahan pokok yang akan diteliti dalam penelitian ini, yaitu:
1. Seberapa seriuskah anda memperhatikan karateriktis air?
2. Apakah anda menyadari bahwa air yang anda minum mampu meningkatkan kualitas kesehatan dan hidup anda?
3. Apakah anda tahu bahwa kesadaran anda mampu mengubah air?
C. LANDASAN TEORI
“Dan Kami ciptakan dari air segala sesuatu yang hidup.” (QS. Al Anbiya : 30).
Dalam kitab-kitab tafsir klasik, ayat tadi diartikan bahwa tanpa air semua akan mati kehausan. Tetapi di Jepang, Dr. Masaru Emoto dari Universitas Yokohama dengan tekun melakukan penelitian tentang perilaku air.
Air murni dari mata air di Pulau Honshu dido’akan secara agama Shinto, lalu didinginkan sampai -5 derajat C di laboratorium, lantas difoto dengan mikroskop elektron dengan kamera kecepatan tinggi. Ternyata molekul air membentuk kristal segi enam yang indah.
Percobaan diulangi dengan membacakan kata, “Arigato (terima kasih dalam bahasa Jepang)” di depan botol air tadi. Kristal kembali membentuk sangat indah. Lalu dicoba dengan menghadapkan tulisan huruf Jepang, “Arigato”. Kristal membentuk dengan keindahan yang sama. Selanjutnya ditunjukkan kata “setan”, kristal berbentuk buruk. Diputarkan musik Symphony Mozart, kristal muncul berbentuk bunga. Ketika musik heavy metal diperdengarkan, kristal hancur.
Ketika 500 orang berkonsentrasi memusatkan pesan “peace” di depan sebotol air, kristal air tadi mengembang bercabang-cabang dengan indahnya. Dan ketika dicoba dibacakan do’a Islam, kristal bersegi enam dengan lima cabang daun muncul berkilauan. Subhanallah.
Dr. Emoto akhirnya berkeliling dunia melakukan percobaan dengan air di Swiss, Berlin, Prancis, Palestina, dan ia kemudian diundang ke Markas Besar PBB di New York untuk mempresentasikan temuannya pada bulan Maret 2005 lalu.
Ternyata air bisa “mendengar” kata-kata, bisa “membaca” tulisan, dan bisa “mengerti” pesan. Dalam bukunya The Hidden Message in Water, Dr. Masaru Emoto menguraikan bahwa air bersifat bisa merekam pesan, seperti pita magnetik atau compact disk.
Semakin kuat konsentrasi pemberi pesan, semakin dalam pesan tercetak di air. Air bisa mentransfer pesan tadi melalui molekul air yang lain. Barangkali temuan ini bisa menjelaskan, kenapa air putih yang dido’akan bisa menyembuhkan si sakit.
Dulu, hal tersebut kita anggap musyrik, atau paling sedikit kita anggap sekadar sugesti, tetapi ternyata molekul air itu menangkap pesan do’a kesembuhan, menyimpannya, lalu vibrasinya merambat kepada molekul air lain yang ada di tubuh si sakit.
Tubuh manusia memang 75% terdiri atas air. Otak 74,5% air. Darah 82% air. Tulang yang keras pun mengandung 22% air. Air putih galon di rumah, bisa setiap hari dido’akan dengan khusyu kepada Allah, agar anak yang meminumnya shaleh, sehat, dan cerdas, dan agar suami yang meminum tetap setia. Air tadi akan berproses di tubuh meneruskan pesan kepada air di otak dan pembuluh darah.
Dengan izin Allah, pesan tadi akan dilaksanakan tubuh tanpa kita sadari. Bila air minum di suatu kota dido’akan dengan serius untuk keshalehan, insya Allah semua penduduk yang meminumnya akan menjadi baik dan tidak beringas.
Rasulullah SAW bersabda, “Zamzam lima syuriba lahu”, “Air zamzam akan melaksanakan pesan dan niat yang meminumnya.” Barangsiapa minum supaya kenyang, dia akan kenyang. Barangsiapa minum untuk menyembuhkan sakit, dia akan sembuh.
Subhanallah… Pantaslah air zamzam begitu berkhasiat, karena dia menyimpan pesan do’a jutaan manusia selama ribuan tahun sejak Nabi Ibrahim AS.
Bila kita renungkan berpuluh ayat Al-Qur’an tentang air, kita akan tersentak bahwa Allah rupanya selalu menarik perhatian kita kepada air. Bahwa air tidak sekadar benda mati. Dia menyimpan kekuatan, daya rekam, daya penyembuh, dan sifat-sifat aneh lagi yang menunggu disingkap manusia. Islam adalah agama yang paling melekat dengan air.
Shalat wajib perlu air wudhu 5 kali sehari. Habis bercampur, suami istri wajib mandi. Mati pun wajib dimandikan. Tidak ada agama lain yang menyuruh memandikan jenazah, malahan ada yang dibakar.
Tetapi kita belum melakukan dzikir air. Kita masih perlakukan air tanpa respek. Kita buang secara mubazir, bahkan kita cemari. Astaghfirullah.
D. LAPORAN HASIL PENELITIAN
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Masaru Emoto terhadap air membawa suatu pengetahuan yang dapat merasionalkan anggapan-anggapan yang tadinya hanya dapat dikenal melalui sisi spiritual. Masaru Emoto dan timnya melakukan penelitian bentuk unsur-unsur terkecil air jika dilihat secara detail dengan mikroskop. Hasilnya menunjukkan bahwa air memiliki aneka ragam bentuk. Ada yang acak, ada yang tampak biasa, dan ada yang berbentuk kristal. Kristal yang terbentuk pun bermacam-macam pula.
Percobaan dilanjutkan dengan memberikan perilaku-perilaku yang berbeda terhadap air yang sama. Air yang ditempatkan di gelas dan diberi label "Cinta" akan memberikan bentuk yang berbeda dengan air yang ditempatkan di gelas berlabel "Bodoh". Air yang berlabel "Cinta" akan membentuk kristal yang indah. Sementara air yang lain tidak akan membentuk kristal. Bahkan tidak memiliki bentuk sama sekali alias berantakan. Percobaan tidak hanya dengan kata-kata itu. Kata-kata lain pun dicoba dan memberikan hasil yang serupa. Kata-kata yang baik akan mempengaruhi pola air dalam membentuk kristal. Sementara kata-kata yang tidak baik akan merusak bentuk air.
Selain kata, obyek yang diuji cobakan adalah lagu. Air yang diletakkan dalam ruangan yang diiringi musik classic akan jauh berbeda bentuknya dengan air yang diletakkan dalam ruangan yang dipenuhi nuansa metal dengan lirik-lirik yang keras. Dari percobaan-percobaan ini dapat disimpulkan bahwa air ternyata dapat 'berinteraksi' dengan lingkungan sekitarnya.
Dulu, sewaktu kecil, saya pernah dinasihati oleh orang-orang tua, bahwa sebelum makan, hendaknya kita berdoa dulu supaya makanan kita tidak diambil oleh setan. Pada saat itu, saya tentu saja tidak dapat membantah karena takut makanan saya diambil setan. Seiring perkembangan akal, akhirnya saya mengetahui bahwa dari sisi spiritual hal tersebut memang dianjurkan. Senantiasa berdoa sebelum melakukan sesuatu supaya mendapat kemudahan dari-Nya.
Majunya teknologi akhirnya dapat menjelaskan secara logis mengapa hal-hal tersebut dianjurkan. Kita, manusia, terdiri dari sebagian besar air. Sesuai percobaan-percobaan di atas, kondisi sekitar kita tentu akan mempengaruhi air-air yang menyusun tubuh kita. Respon air pun akan merepresentasikan ke dalam perasaan kita.
Mungkinkah ketika kita mengumpat akan merasakan kedamaian? Umpatan-umpatan yang kita lontarkan akan mempengaruhi air di tubuh kita. Air akan memberikan respon negatif dan meneruskan ke dalam jiwa kita. Aura negatif tersebut lah yang akan kita rasakan. Sebaliknya, jika kita sedang melantunkan ayat-ayat suci Al Quran yang penuh dengan kalimat-kalimat indah, mungkin kah kita merasakan kegelisahan? Mungkin saja, jika apa yang kita pikirkan lebih kuat dari yang kita lantunkan. Maka perasaan pun akan terpengaruh dengan apa yang kita pikirkan, bukan kita lantunkan.
Penelitian-penelitian itu tidak hanya membuktikan bahwa air dapat menyentuh perasaan saja. Unsur air dalam tubuh kita ternyata juga dapat memberikan respon yang bagus untuk kesehatan. Dengan menggunakan prinsip air yang 'berakal', muncullah sebuah alternatif pengobatan dalam dunia kesehatan.
E. KESIMPULAN
Siapa sangka air itu hidup. Air mampu merespon ataupun menyampaikan informasi yang disampaikan kepadanya. Bila informasi yang sampaikan padanya buruk, maka kualitasnya akan menjadi buruk, namun bila informasi yang disampaikan baik, maka kualitasnya pun akan menjadi baik.
Fenomena ini telah diteliti selama bertahun-tahun oleh Masaru Emoto bersama seorang rekannya Kazuya Ishibashi, peneliti terkenal dari Jepang. Dalam bukunya The True Power of Water, Emoto telah meneliti dan menemukan berbagai bentuk kristal dari berbagai macam air. Dengan gambar-gambar kristal air yang berhasil didapatkannya, Emoto mencoba menjelaskan apa yang terjadi pada air bila diberikan suatu informasi.
Dari percobaannya, Emoto mendapatkan, bahwa bila kepada air diberikan respon positif, seperti kata “terima kasih”, “bagus sekali”, “kebahagiaan”, “cinta dan terima kasih”, maka kristal yang dibentuk oleh air tersebut akan indah dan sempurna. Namun bila diberikan respon negatif seperti, “kamu bohoh”, “tidak berguna”, “penderitan”, maka air sulit sekali untuk membentuk kristal, bahkan bentuk yang didapatkan jauh dari bentuk kristal. Emoto juga membuktikan bahwa respon yang jelek pun lebih daripada tak diberikan respon sama sekali. Dia menyimpulkan memberikan perhatian, meskipun itu jelek, adalah lebih baik daripada dibiarkan begitu saja tanpa perhatian sama sekali.
Air juga mampu mengubah dirinya menjadi lebih baik, bila diberikan respon positif, baik melalui gambar, tulisan, maupun suara dan kata-kata. Air yang sebelumnya diberikan respon negatif dan mempunyai bentuk kristal yang jelek, dapat berubah setelah diberikan respon posif, sehingga kristalnya menjadi lebih baik.
Pada bulan Juli 1999, di Jepang, do’a-do’a (yang dikenal dengan Pengakuan Agung) yang dilakukan oleh sekitar 350 orang, telah berhasil mengembalikan kualitas air Danau Biwa, danau terbesar di Jepang. Dalam jangka waktu satu bulan saja, danau yang tercemar oleh alga asing dari Kanada, yang memberikan bau tak sedap sudah mulai hilang. Dan Enam bulan kemudian, Emoto berhasil membuktikan bahwa kristal air Danau Biwa yang semula tak berbentuk, sudah berubah membentuk kristal yang cukup bagus.
Tak dapat kita pungkiri, air adalah sumber kehidupan. Tubuh kita 70% adalah air. Jelaslah air ini juga akan mempengaruhi mood kita. Bila kita diberi respon positif, air yang ada dalam tubuh kita akan menangkap energi tersebut, sehingga kita akan merasakan hal yang lebih baik. Jadi tak heran bila kita sangat mudah terpengaruh oleh respon yang datang pada kita. Maha suci Allah yang telah menciptakan air dengan segala misteri di dalamnya. Dengan air kehidupan ini terus berdenyut. Namun apa yang terjadi bila air sudah terkotori oleh tingkah polah kita sendiri. Bayangkanlah apa yang akan terjadi di bumi ini.?
Buku yang bagus…membuka cakrawala berpikir kita tentang air. Buku ini memberikan percerahan pada kita, bagaimana pentingnya menghargai air, dan bagaimana pentingnya untuk hidup sehat dan bahagia.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar