Dua minggu terahir ini berebar berita dari kubu incumbent tentang pilpres 2009 dalam satu putaran sehingga menimbulkan banyak tanggapan dari para kompetitornya. Dan inilah tanggapan para pengamat tentang hal tersebut dalam beberapa media
1. http://public.kompasiana.com/2009/06/18/ Pemilu Tidak Satu Kali Putaran , Tetapi Satu Kali Contreng Ketika melihat Iklan pemilu satu kali putaran , rasanya ada hal yang sangat aneh , terlalu cepat salah satu pasangan mengklaim bahwa pemilu satu kali putaran , padahal pemilu presiden belumlah dilaksanakan , Meminjam istilah SBY , itu namanya “NGGEGE MANGSA” (terburu-buru), Ini adalah istilah jawa yang sangat dipahami SBY , tapi tampaknya sangat tidak dipahami tim suksesnya (kok bisa ya..). Sebagai pemimpin kabinet seorang presiden dituntut agar bisa mengendalikan Tim Menterinya agar bila ada yang ‘nakal’ bisa segera ‘dijewer’ , namun dalam hal ini ternyata ada prinsip dasar seorang capres yang tidak bisa ditransfer dan dilakukan oleh tim suksesnya, ada apakah gerangan?
Ada keanehan tambahan tentang Pilpres kali ini, begitu getolnya salah satu pasangan mengkampanyekan pemilu satu putaran, yang mana tidak pernah disosialisasikan KPU seperti itu, KPU hanya menyosialisasikan pemilu SATU KALI CONTRENG , tidak satu kali putaran.
untung sebagai orang desa tidak banyak yang baca koran, jadi wacana pemilu satu kali putaran yang menghambur-hamburkan uang di koran itu tidak begitu mengusik orang desa, namun bila ada tim sukses pasangan di daerah sulawesi yang akan mengkampanyekan pemilu satu putaran , rasanya isu “nggege mangsa” akan terus menerus digulirkan tim sukses pasangan tersebut , pertanyaannya sampai kapan seorang capres tidak bisa mengarahkan tim suksesnya untuk tidak “nggege mangsa” ? Ataukah ini yang disebut “Neo Nggege Mangsa” ?
2. http://pemilu.okezone.com/read/2009/06/22/ Golput Naik, Pilpres Tak Mungkin Satu Putaran Wacana Pilpres 2009 dalam satu putaran dinilai tidak masuk akal karena tingkat golput yang mencapai 33 persen. Selain itu, kekuatan
"Trend golput tahun 2009 meningkat dibanding sebelumnya. Tidak mungkin pilpres satu putaran," ujar pengamat politik Universitas Indonesia (UI) Boni Hargens dalam pemaparan hasil survei Indonesia Development Monitoring (IDM) di Hotel Le Meridien, Jalan Sudirman, Jakarta Selatan, Senin (22/6/2009).
Jumlah pemilih fanatik PDIP dan Partai Gerindra diperkirakan mencapai 27 persen, hampir sama dengan kekuatan
"Itu berarti sisanya suara SBY, tapi tidak mungkin satu putaran," imbuhnya.
Selain faktor golput, kemungkinan pilpres satu putaran juga sangat kecil mengingat tingkat polpularitas SBY yang semakin turun. Hal itu antara lain dikarenakan, masyarakat di kelas bawah sudah memahami isu neolib yang melekat pada Boediono.
"SBY juga terlalu reaktif menanggapi isu-isu saat ini," paparnya. (lam)
3. http://pemilu.detiknews.com/read/2009/06/16/ Tim SBY Bantah Ingin Pilpres 1 Putaran Karena Takut BBM Naik dan Ramadan Isu yang menyatakan SBY ingin menang satu putaran karena takut menghadapi bulan Ramadan dan naiknya harga BBM pada September-Oktober akibat kenaikan harga minyak dunia dibantah keras oleh tim kampanyenya. Tudingan itu dinilai disampaikan oleh kompetitornya yang tidak ingin melihat SBY menang satu putaran.
"Semuanya kepingin satu putaran. Masak maunya 2 putaran. Semuanya kepingin satu putaran dan menjadi pemenangnya. Bukan hanya SBY, tapi semuanya. Jadi nggak ada itu (takut Ramadan dan kenaikan harga BBM)," kata Wakil ketua DPP PD Ahmad Mubarok kepada detikcom, Selasa (16/6/2009).
Menurut Mubarok, isu-isu seperti itu sengaja dihembuskan oleh para kompetitor SBY guna mempengaruhi opini publik. Namun tim SBY yakin rakyat tidak akan terpengaruh dengan semua itu karena memang isu yang dilempar tidak berdasar.
"Itu
Saat ditanya apakah SBY siap juga bila harus menghadapi 2 putaran, Mubarok menjawab, "Kita siap kalau pun 2 putaran. Ini bukan karena ketakutan. Tapi kita ingin satu putaran karena lebih efektif dan efisien dana negara. Masyarakat lelah pilkada terus menerus."
Sebelumnya diberitakan, opini pemilihan presiden (pilpres) satu putaran atau dua putaran terus dihembuskan ke publik oleh tim kampanye tiga capres-cawapres. Tim kampanye SBY-Boediono terus terang ingin satu putaran, ingin menang sebelum bulan Agustus.
Paparan sejumlah lembaga survei yang memenangkan SBY-Boediono jauh di atas 50% menguntungkan SBY. Isu pilpres satu putaran yang bisa menghemat Rp 4 triliun dibandingkan dua putaran yang terus digembor-gemborkan juga menguntungkan SBY.
Selain alasan soal hemat biaya Rp 4 triliun, keharusan bagi SBY-Boediono untuk menang dalam satu putaran juga karena ada momentum yang dihindari: bulan Ramadan yang jatuh pada pertengahan Agustus dan bulan September yang diperkirakan pemerintah terpaksa menaikkan harga BBM, akibat tingginya harga minyak dunia.( yid / nrl )
4. http://www.tempointeraktif.com/hg/Pemilu2009_berita_mutakhir/2009/06/22/Pengamat: Pemilihan Presiden Satu Putaran Tidak Realistis. TEMPO Interaktif,
“Pasangan JK-Wiranto cukup cerdik mengelola isu. Sangat mungkin akan meningkatkan elektabilitas dia. Sebaliknya, SBY cenderung merengek-rengek di media
Kejelian Jusuf Kalla dalam mengelola isu, lanjutnya, telah memberikan kemungkinan berpindahnya sebagian dukungan yang semula untuk SBY-Boediono ke pasangan JK-Wiranto. Di sisi lain, Megawati juga punya pemilih loyal. Terlepas dari isu apapun, mereka akan tetap memilih Megawati
“Dengan demikian terjadi penyebaran kekuatan yang berimbang dan makin memperkecil kemungkinan adanya Pilpres satu kali putaran,” tegasnya.
Menurut Abdul Gaffar Karim, kenaikan dukungan untuk pasangan JK-Wiranto ini karena Kalla mampu mengelola isu dengan sangat baik. Kalla, katanya, mampu membuat ekspresi publik yang bagus dan mampu menjaring dukungan dari berbagai kalangan di
Menurut Abdul Gaffar Karim, yang akan maju pada pilpres putaran kedua nanti adalah pasangan SBY-Boediono dan JK-Wiranto. Namun, Abdul Gaffar Karim juga tidak ingin menyepelekan kekuatan pasangan Mega-Prabowo.
“Meskipun Mega selalu kita tuduh tidak mampu merumuskan isu dengan baik, akan tetapi ada pemilih tradisional PNI, nasionalis radikal yang tetap akan ke Mega, sehingga meskipun Mega tidak besar, tidak akan mampu memenangkan pemilu putaran pertama sekalipun, tapi dia akan mampu menggerogoti kekuatan SBY-Boediono dan JK-Wiranto sehingga tidak mungkin pemilu satu putaran,” paparnya.
Siapa yang bakal muncul sebagai pemenang dalam pemilihan presiden putaran kedua nanti, Abdul Gaffar Karim, tidak berani memastikannya. “Harus kita lihat lagi konstalasinya pasca pilpres putaran pertama,” katanya.
Meski dukungan terhadap pasangan SBY-Boediono cenderung turun, menurut Abdul Gaffar Karim, masih ada peluang untuk memperbaikinya. “Itu tergantung pada pengelolaan isu selama beberapa minggu ke depan ini serta kemampuan mereka berekspresi dalam debat berikutnya,” katanya.
Selain soal pengelolaan isu, lanjutnya, juga tergantung pada kepintaran masing-masing pasangan dalam menggarap swing voters yang terdiri atas pemilih pemula dan pemilih perempuan. Menurut Abdul Gaffar Karim, biasanya swing voters ini baru akan menentukan pilihan pada satu atau dua hari menjelang pemilihan.
“Dan itu sangat ditentukan oleh kecerdikan siapa yang bisa menentukan isu pada hari itu atau membeli suara pada hari itu.
Diantara swing voters tersebut, menurut Abdul Gaffar Karim, yang sangat potesial bisa digarap oleh pasangan capres adalah pemilih pemula yang jumlahnya ada belasan persen. “Saya kira semua pasangan capres akan menggarapnya dengan operasi intelijen dan operasi uang. Ini yang perlu kita waspadai,” ujarnya. HERU CN
5. http://forum.vivanews.com/showthread.php?p=306994 Isu BBM Naik, SBY Harus Menang Satu Putaran Tim Kampanye Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bertekad memenangkan pasangan SBY-Boediono dalam satu putaran pilpres. Namun disinyalir ada alasan lain di balik wacana itu.
Menurut juru bicara Tim Sukses Jusuf Kalla-Wiranto, Indra J Piliang, rivalnya itu mengantisipasi rencana kenaikan harga minyak pada September 2009, bersamaan dengan jadwal pilpres putaran kedua, yang ditakutkan akan menurunkan popularitas SBY-Boediono.
"Perusahaan juga banyak yang mau PHK," ungkapnya usai diskusi bertajuk Good Governance dalam Visi Misi Capres-Cawapres 2009-2014 di Wisma Dharmala Sakti,
Seperti diketahui, hasil survei terakhir LSI pada 25-30 Mei lalu menunjukkan dari 2.999 responden, 71 persen suara memilih SBY-Boediono. Sementara di urutan kedua Mega-Prabowo memperoleh 16 persen, terakhir JK-Wiranto 8 persen.
Namun belakangan diketahui penelitian itu dibiayai oleh Fox Indonesia, salah satu tim sukses SBY-Boediono
Wah,ngeri banget nih BBM bisa naik lagi,makanya SBY_Budiono berusaha memenangkan pemilu dalam 1 putaran, BBM mau dinaikan lagi. Rakyat makin sengsara dong?pengangguran bisa bertambah, karena PHK bisa terjadi dimana-mana, ini merupakan dampak kenaikan BBM. Apa kita setju nih BBM naik Lagi?
6. http://www.news.id.finroll.com/politik/ PEMILU - KAMPANYE "PILPRES SATU PUTARAN" DINILAI WAJAR Staf Ahli Menkominfo RI Bidang Media Massa, Henri Subiakto menilai, wacana pilpres satu putaran yang dimunculkan oleh lembaga survei dengan prediksi kemenangan bagi salah satu pasangan capres-cawapres tertentu, merupakan suatu bentuk kampanye yang wajar.
"Kalau ada lembaga survei yang memprediksi satu putaran putaran pada Pilpres nanti, itu sah-sah saja karena hal itu merupakan salah satu strategi kampanye tim sukses pasangan capres-cawapres tertentu untuk mempengaruhi pemilih melalui lembaga survei itu," kata Henri pada Forum Pemberdayaan Lembaga Komunikasi Sosial Dalam Rangka "Voter Information" Pilpres 2009 di Kendari, Kamis.
Menurut Ketua Dewan Pengawas Perum LKBN ANTARA, di negara demokrasi, tidak ada pendapat yang salah. Oleh karena itu, kalau ada yang mangkampanyekan satu atau dua putaran Pilpres 2009, maka itu merupakan hak masyarakat.
"Membuat polling (jajak pendapat) ini tidak dilarang oleh undang-undang, tapi jangan memaksa dan memanipulasi fakta, sebab kalau hal itu dilakukan sama dengan melakukan pembohongan publik," ujarnya.
Dosen Pascasarjana Universitas Airlangga Surabaya itu mengatakan, isu yang dikembangkan oleh lembaga survei terhadap polling capres-cawapres, bisa saja benar atau meleset, dan hal itu sangat tergantung pada kualitas survei yang dilakukannya.
"Polling yang muncul dimuat media
Oleh karena itu, kata Henri, tidak mengherankan jika ada lembaga survei yang memunculkan hasil polling yang berbeda, bahkan perbedaan itu sangat ekstrim antara hasil lembaga survei yang satu dengan hasil lembaga survei yang lain.
Menurut dia, jika sebuah lembaga survei menunjukkan penyimpangan dari hasil pilpres, maka tentu lembaga survei akan jatuh kredibilitasnya dan tidak akan dipercaya lagi oleh publik.
Oleh karena itu, katanya, selain masyarakat bisa melihat rekam jejak lembaga survei yang sudah melakukan pembohongan publik, juga diharapkan media
"Kalau media
Menyinggung Pilres 2009, Henri mengatakan, kondisi Pilres 2009 akan berbeda dengan pemilu legislatif yang lalu karena pilpres kali ini relatif sederhana dan aman dibanding pemilu legislatif yang lalu karena Pilpres yang hanya tiga pasangan capres-cawapres mempunyai pengaruh sedikit kepentingan dibanding dengan pemilu legislatif yang menampilkan banyak kontestan.
Menurut dia, sudah saatnya masyarakat selain memilih, juga harus berpartisipasi untuk mengawasi penyelenggaraan demokrasi, sehingga hasil Pemilu bisa berkualitas.
"Kalau ada partisipasi dan kepercayaan yang tinggi dari publik, maka tidak akan ditolak hasil pemilu ini, dan jauh dari anarkis karena masyarakat menjadi cinta dengan pemilu," ujarnya.
Henri mengatakan, pelaksanaan pemilu di
Hal senada dikatakan Ketua Dewan Kehormatan PWI Pusat, Tarman Azzam bahwa isu satu atau dua putaran Pilpres 2009 seharusnya tidak menjadi masalah karena bagi masyarakat yang cerdas bisa menentukan pilihannya sesuai rekam jejak yang dimiliki pasangan capres-cawapres yang bertarung saat ini.
"Isu satu atau dua putaran Pilpres 2009 yang dikampanyekan oleh tim sukses pasangan capres-cawapres tidak jadi masalah, sepanjang bahasanya tidak menyinggung kandidat lainnya. Itu sah-sah saja, dan media
Meskipun demikian, Tarman meminta kalangan pers agar dalam Pilpres kali ini tetap menjunjung tinggi kode etik jurnalistik dan undang-undang tentang pers, terutama menjalankan fungsi edukasi untuk mendidik rakyat agar bisa memilih secara cerdas, sehingga pilihan yang ditentukan bisa mengasilkan pemimpin yang kompetensi.
"Insan pers harus profesional dan media
Tidak ada komentar:
Posting Komentar